Tuesday, May 26, 2009

Tetap Berdoa - Pdt. A. H. Mandey

Ayat Pokok : Nehemia 4:7-9
Pembangunan tembok kota Yerusalem berjalan dengan cepat. Dampaknya adalah datangnya tantangan dari dalam dan dari luar. Tantangan dari dalam : Pembanguan yang dimulai dengan semangat yang menggebu, kini memasuki periode setengah jalan. Di periode setengah jalan ini, semangat yang semula menggebu kini mulai melemah bahkan ketidak -sanggupan mulai terasa (Neh.4:10).
Tantangan dari luar : Pesatnya pembangunan menimbulkan kemarahan musuh. Sejak semula memang musuh sudah tidak senang, Sanbalat, orang Horon dan Tobia, orang Amon mengolok-olok pembangunan tersebut (Neh.2:10; 4:1,3) Sekarang setelah pembangunan sudah setengah berjalan, musuh yang menyerang makin banyak. Kelompok Sanbalat dan Tobia bertambah lagi dengan orang Arab, orang Amon, dan orang Asdod. Sanbalat berasal dari Samaria yang berada di sebelah utara Yerusalem, orang Amon berada di sebelah timur, orang Arab di sebelah selatan dan orang Asdod di sebelah barat. Jadi, kota Yerusalem dikelilingi oleh musuh dari berbagai penjuru.
Musuh yang tidak senang melihat kemajuan pembangunan kota Yerusalem bersepakat untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan dengan maksud menghentikan pekerjaan pembangunan tersebut. Strategi yang mereka ingin terapkan adalah menyerang secara diam-diam dan secara tiba-tiba sudah ada di tengah-tengah orang Yahudi untuk membinasakan mereka.
Tetapi, Nehemia menghadapinya dengan satu cara yaitu : b e r d o a. Dalam bahasa Inggris digunakan kata : nevertheless yang artinya meskipun demikian. Penggunaan kata ini menunjukkan Nehemia mengetahui apa yang sedang dirancang oleh musuh dan meskipun demikian ia berdoa. Bagaimana Nehemia bisa mengetahuinya ? Firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang dibicarakan di dalam kamar tidur akan dibukakan oleh Allah. Allah mengetahui segala rancangan manusia; Ia tahu kecenderungan hati manusia yang selalu ingin berbuat jahat (Kej. 6:3). MataNya mengawasi segala jalan dan langkah manusia (Ayub 34:21-22).
Ada cerita tentang raja negeri Aram yang merencanakan berbagai penyerangan ke Israel tapi selalu g a g a l, padahal ia merencanakannya di kamar tidurnya dan hanya kepada beberapa orang kepercayaannya saja (1 Raja 6:8-12). Rencananya diberitahukan Allah kepada nabi Elisa sehingga berbagai serangannya mengalami kegagalan dan kegagalan. Begitulah juga yang Allah lakukan terhadap persepakatan musuh yang hendak menghentikan pembangunan tembok kota Yerusalem. Allah memberitahukannya kepada Nehemia. Menghadapi rencana perang yang sudah tersusun rapi, Nehemia hanya mengandalkan kekuatan d o a. Dari 7 ( tujuh ) perlengkapan senjata Allah yang diberikan bagi kita, kehidupan d o a adalah perlengkapan senjata yang terakhir. Doa orang benar besar khasiatnya.
Suatu ketika orang-orang Yahudi yang berada dalam pembuangan di Babel terancam hidupnya karena seorang yang bernama "Haman" yang tidak menyukai mereka dan telah berhasil membujuk raja A h a s y w e r o s untuk mengeluarkan undang undang yang menyetujui pembinasaan orang-orang Yahudi. Situasinya sangatlah sulit !. Dalam kesulitan seperti itu, Ester yang menjadi ratu dari raja Ahasyweros mempertaruhkan "n y a w a" nya untuk membela bangsanya. Tapi ia minta seluruh bangsa itu untuk berdoa dan berpuasa. K u a s a doa dan puasa ini memang luar biasa !!. Bangsa Yahudi selamat dari pembunuhan massal tersebut.
D o a adalah kekuatan yang melindungi kita. Dalam menghadapi kesulitan dalam hidup kita, hadapilah dengan doa. Seringkali kita tidak tahu bagaimana kita berdoa, tapi ada Roh Kudus yang menolong kita untuk berdoa. Karena itu berdoalah senantiasa dalam Roh Kudus. Karena musuh bisa datang sewaktu-waktu, maka kitapun harus selalu berjaga-jaga dalam doa. Strategi doa yang diterapkan oleh Nehemia dalam melawan musuh sangat ampuh. Akhirnya tembok kota Yerusalem selesai dibangun. Tuhan memberkati saudara