Tuesday, May 19, 2009

Menunjukkan Kepedulian Terhadap Orang Lain - Pdt. A. H. Mandey

Esther 2:10-11
Nama asli Ester adalah Hadasa. Artinya daun yang tetap hijau; permukaan daun yang terlihat mengkilap adalah lambang cinta. Jadi, Hadasa berarti 'cinta'. Ester berasal dari suku Benyamin. Suku Benyamin adalah suku yang cukup terpandang di kalangan orang Yahudi. Beberapa tokoh lain yang adalah keturunan suku ini adalah Saul, raja Israel yang pertama, dan juga Paulus, rasul yang sangat terkenal itu. Tetapi karena hidup di tanah pembuangan status orang Yahudi hanyalah budak belaka saja.
Ester bukan hanya dari kalangan budak saja tapi juga seorang anak yatim piatu yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Kerabat satu-satunya adalah Mordekhai yang kemudian menjadikan Ester sebagai anak angkatnya. Itu sebabnya ketika Ester terpilih menjadi salah satu calon permaisuri, Mordekhai melarang dia menceritakan asal usulnya.Berbicara tentang anak yatim piatu adalah berbicara tentang diri kita. Miskin dan sendirian penuh dengan penderitaan dan kesakitan itulah sesungguhnya keadaan kita kendati kita sudah menerima karunia buah sulung roh. Dalam keadaan yang seperti itu kita menanti-nantikan tiba saatnya pengangkatan sebagai anak (Roma 8:22-23).
Melalui kelahiran baru kita memperoleh kuasa menjadi anak-anak Allah.Ketika Ester sudah berada di balai perempuan, setiap hari Mordekhai berjalan-jalan di depan pelataran balai perempuan untuk mengetahui keadaan Ester dan apa yang terjadi padanya. Perhatian Mordekhai sebagai seorang bapa angkat kepada anaknya adalah seperti perhatian Tuhan yang menjadi bapa angkat kita. Setiap hari Ia memperhatikan dan selalu peduli pada keadaan kita. Tak pernah ada waktu yang terlewatkan tanpa Ia memperhatikan bagaimana keadaan kita.Dalam Alkitab kita juga dapat melihat beberapa orang yang penuh perhatian kepada anaknya atau kepada orang lain.
Yakub adalah seorang bapa yang sangat memperhatikan anak-anaknya. Ketika sepuluh orang putranya pergi menggembala ke tempat yang jauh, maka ia mengirimkan Yusuf untuk pergi mencari tahu keadaan saudara-saudaranya (Kejadian 37:12-14). Demikian juga halnya dengan Daud. Meski Absalom, anaknya, telah berbuat yang jahat, tapi sebagai ayah ia tetap merindukan dia (2 Samuel 13:37-39, 14:1). Dalam Perjanjian Baru kita mengenal perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati yang menunjukkan kepedulian terhadap orang yang terluka karena dirampok ( Lukas 10:30-37 ). Orang Samaria itu tidak hanya membalut luka-luka si korban, tapi juga membawanya ke tempat yang layak dan meninggalkan uang untuk pengobatannya. Semua sifat dari tokoh-tokoh di atas ada dalam diri Yesus. Ia adalah Bapa yang sangat memperhatikan anak-anakNya. Ia juga adalah orang Samariayang baik hati itu.Dalam diri jemaat Filipi ada perbuatan baik yang mereka lakukan bagi Paulus yaitu turut ambil bagian dalam kesusahan Paulus; mereka sering sekali mengirimkan bantuan bagi Paulus yang sedang di penjara.
Karena itu Paulus juga selalu memikirkan mereka. Dan karena itu pula ia ingin sekali segera mengirimkan Timotius kepada mereka untuk mengetahui keadaan mereka supaya hatinya menjadi tenang mendengar kabar mereka (Filipi 2:19-20). Timotius diutus karena ia sehati dan sepikir dengan dia dan sungguh-sungguh juga memperhatikan keadaan jemaat Filipi.Sebagai orang percaya kita harus peduli terhadap orang lain. Itu menjadi tanggung jawab kita. Tuhan peduli kepada Adam dan Hawa karena itu Ia membuat taman Eden bagi mereka. Tapi mereka punya tanggung jawab untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kerjadian 2:15-16). Hidup yang tidak peduli pada orang lain adalah hidup yang tidak adil. Hidup manusia itu seperti sebuah bejana yang diisi oleh air atau anggur. Jika isi bejana atau tempayan itu tidak pernah dituangkan, maka ia menjadi seperti Moab yang tinggal tenang di atas endapannya (Yeremia 48:10-11). Karena tidak pernah digoyangkan, maka isinya menjadi kotoran.Mordekhai adalah gambaran dari Roh Kudus yang adalah Penolong kita. Roh Kudus menolong kita mempersiapkan diri untuk menjadi ratu dari Raja Kristus.
Setelah menerima kepenuhan Roh Kudus, kita punya tanggung jawab untuk peduli terhadap orang lain. Setelah menjadi ratu, Ester menunjukkan tanggung jawabnya dengan berjuang untuk menyelamatkan bangsanya. Kita diselamatkan karena kasih karunia (Efesus 2:8-10). Kita dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan yang baik yang telah disiapkan jauh sebelumnya, yaitu melalui keselamatan itu kita dapat mencerminkan kasih Tuhan kepada orang lain.
Tuhan memberkati.

Keadilan - Pdt. A. H. Mandey

Ester 2:19-23; 3:1-4

Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan raja Ahasyweros, seorang raja yang besar yang memerintah negara bagian yang cukup terkenal pada waktu itu (Ester 1:1), telah memecat ratu Wasti karena ratu tidak mau memenuhi permintaan raja untuk menunjukkan kecantikannya dihadapan para tamu undangan raja. Kemudian dari pada itu dipilihlah seorang ratu yang menggantikan posisi dari Wasti dengan cara mengadakan pemilihan diantara gadis/anak dara dari seluruh negeri itu. Maka dari sekian gadis yang dikumpulkan, terpilihlah ESTER, seorang gadis yatim piatu berkebangsaan Yahudi yang dilahirkan di negeri penjajahan dan yang tidak pernah mengalami kasih sayang dari orang tua.
Dia itulah yag terpilih untuk menggantikan Wasti sebagai 'ratu'. Ketika Ester baru masuk dalam arena pemilihan, Ester ini telah menarik perhatian Hegai, sehingga Ester mendapat perlakuan yang sangat istimewa dari Hegai (Ester 1:9-11). Dan selama Ester masih dalam pemilihan, Mordekhai seorang Yahudi yang adalah paman Ester selalu memperhatikannya. Kepedulian Mordekhai terhadap Ester ditunjukkan dengan cara tiap-tiap hari berjalan-jalan di depan pelataran balai perempuan (Ester 2:11). Tapi sekarang kita membaca dalam Ester 2:19, Mordekhai sudah duduk di pintu gerbang istana raja. Kalau tadinya hanya di depan pelataran, sekarang sudah mempunyai kedudukan, sehingga Mordekhai bisa duduk di pintu gerbang istana raja.
Hal ini bisa jadi karena Ester telah menjadi ratu dan adil kalau Mordekhai sekarang mempunyai kedudukan sebab ia yang berjasa dalam bursa calon ratu ini bagi Ester. Kita semua tahu sejarahnya bahwa bangsa Yahudi tahun 906 BC diangkut oleh raja Nebukadnezar dan dibuang ke Babelonia dan di tempat pembuangan itulah lahir seorang bayi yang bernama HADASA, yakni ESTER yang berarti 'b i n t a n g' ( Ester 2:7). Dan bayi ini ada dibawah asuhan Mordekhai; sehingga sesuatu yang adil kalau sekarang Ester telah terpilih menjadi ratu dan Mordekhai diberikan tempat/kedudukan di istana raja; sebab memang Mordekhai itulah yang mendukung Ester untuk duduk di singgasana sebagai ratu. Kini, Ester telah menjadi ratu, dan Mordekhai masih tetap saja memperhatikan Ester dengan melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam istana raja. TETAP MENGHORMATI ORANG TUA - Ep 6:1-3.Ketika Ester yatim piatu, ada pesan yang diberikan Mordekhai kepada Ester agar Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya kepada siapapun (Ester 2:20).
Hal ini disebabkan karena bangsa Yahudi pada waktu itu merupakan bangsa yang dijajah, menjadi budak di Babelonia. Herannya sekalipun Ester telah menjadi 'ratu', mempunyai kekuasaan, dimuliakan dan dekat dengan raja, tetapi dia masih memegang rahasia ini dan t e t a p menghormati apa yang diajarkan oleh Mordekhai. Saya melihat disini suatu pelajaran yang baik bagi anak-anak muda sekarang, anak-anak generasi sekarang. Belajarlah untuk tetap memegang ajaran-ajaran dari orang-tua, tetap menghormati orang-tua, sekalipun barangkali anak-anak sudah jauh lebih pintar, mempunyai pendidikan lebih tinggi, mempunyai kedudukan yang tinggi dan sudah mempunyai kekuasaan yang luar biasa. Tapi apa yang sudah diajarkan oleh orang-tua di masa muda kalian jangan dilupakan! Dan belajarlah untuk tetap menghormatinya. Berapa banyak anak-anak sekarang dengan adanya 'generation gap' lalu melawan orang-tua bahkan berani berkata bahwa orang-tua kolot dan sebagainya. Tapi Ester, telah memberikan 'contoh' kepada kita satu pengajaran yang baik. Sebab itu anak-anak, hormatilah orang-tuamu - Epesus 6:1. Jelas ayat ini mengajarkan kepada anak-anak agar taat dan menghormati orang-tua. Ini adalah suatu perintah yang penting agar supaya anak-anak berbahagia dan panjang umur di bumi.
Survey telah membuktikan bahwa anak yang melawan orang-tua maka hidupnya tidak ada kebahagiaan. Saudara-saudara, FIRMAN ALLAH TIDAK PERNAH GAGAL. Kalau anak-anak ingin mempunyai kebahagiaan, hormatilah orang-tua mu. Ada baiknya dan merupakan keharusan bahwa anak-anak diajarkan untuk menghormati orang-tua. Kalau ada anak-anak di kebaktian ini, perhatikan apa yang dikatakan oleh Firman Alllah dalam Matius 15:4 - "Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti di hukum mati". Hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi, bagaimana dekatnya hubungan antara anak dan orang-tua. Firman Allah sangat serius dalam menyikapi hubungan antara anak dan orang-tua, coba baca di Amsal 30:17- "Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali". Dari hal burung gagak ini, saya ingat sekian banyak tahun yang lalu disaat kita masih beribadah di gedung Pemadam Kebakaran di Petojo - Jakarta, saya pernah kotbah berseri dari Kitab Kejadian 1 s/d.Kejadian 50.
Pada saat saya membahas kitab Kejadian 7,8, di zaman Nabi Nuh yang terjadi bencana air bah sehingga hanya delapan orang yang selamat yaitu Nuh dan keluargannya. Mereka yang masih berada di luar bahtera mati semua. Dalam cerita itu dikatakan bahwa setelah beberapa hari, Nuh ingin mengetahui keadaan diluar sehingga Nuh melepaskan burung untuk pertama kalinya yaitu burung gagak, yang kedua burung merpati yang dilepas. Burung merpati pertama yang dilepaskan, kembali ke dalam bahtera karena 'tidak ada' tempat untuk bertengger. Burung merpati kedua dilepaskan lagi dan kembalilah burung merpati itu dengan membawa tangkai pohon zaitun. Rupanya sudah ada tanda-tanda kehidupan diluar, pohon sudah mulai bertumbuh, tetapi masih belum ada tempat untuk merpatiitu bertengger. Tapi pada saat Nuh melepaskan burung merpati untuk yang ketiga kalinya maka burung merpati itupun tidak kembali lagi ke dalam bahtera. Saudara-saudara, kita tahu bahwa 'burung merpati' adalah bayangan/lambang dari 'Rohulkudus' yang dilepaskan dan selalu ada di bumi ini, tetapi kalau belum ada tempat untuk dia bertengger dalam hati manusia, maka ia akan kembali.
Kedua kali burung merpati membawa satu tanda yang dipakai sebagai perdamaian, damai sudah mulai datang. Tapi burung merpati yang dilepaskan untuk ketiga kalinya dia 'tidak kembali' lagi karena sudah ada tempat untuk dia bertengger. Saudara-saudara, tadi saya katakan sebelum burung merpati dilepaskan, maka 'burung gagak' lah yang dilepaskan, bayangan dari 'iblis' yang datang terlebih dahulu (Kejadian 8:7). Padahal pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, sempurna adanya. Lalu datang Kejadian 1:2 -> Bumi .......; gelap gulita menutupi samudra raya, mengapa ??? Karena disitulah iblis datang ke bumi ini, dia dicampakkan dari surga ke bumi ini (Yesaya 14:12). Burung gagak itu tidak pernah kembali lagi ke dalam bahtera, mengapa ? karena dia telah mempunyai tempat untuk bertengger.
Saya kotbahkan hal ini pada jemaat, dan rupanya ada anak-anak yang mengikuti orang-tuanya untuk beribadah, mendengar dan mengikuti serta menangkap apa yang dimaksud dalam kotbah saya tersebut. Rupanya burung gagak yang tidak kembali ke bahtera itu, karena dia bisa bertengger diatas bangkai dan mayat-mayat yang bergelimpangan akibat air bah tersebut. Sangat banyak mayat-mayat itu sebab hanya delapan orang yang selamat (Lebih hebat dari Tsunami yang pernah terjadi di Aceh). Angka 8 adalah angka keselamatan. Hari yang ke 8 adalah hari kebangkitan Yesus dari kubur. Itulah 'kemenangan' kita juga.Saya ceritakan lebih lanjut bagaimana burung gagak memakan mayat-mayat itu, dari mulai matanya dicungkil, hidungnya dan lengannya dipatuk sedikit demi sedikit sampai habislah semua mayat-mayat itu. Lalu anak-anak yang mendengar kotbah saya itu berkatalah satu dengan yang lainnya dari hal burung gagak ini, sehingga mereka tidak ingin mengalami hal semacam itu dan untuk menghindari hal tersebut maka Firman Tuhan harus dijalankan yaitu dengaan mendengarkan apa yang diajarkan oleh ibu seperti Amsal 30:17 katakan. Itulah hukum yang diberikan kepada anak-anak yang tidak menghormati orang-tua nya.
Kita kembali ke Ester, sekalipun dia sekarang telah menjadi seorang ratu namun dia tetap memegang apa yang pernah diajarkan oleh Mordekhai, sekalipun bukan orang-tuanya, sebab memang Ester sudah yatim piatu pada saat diasuh oleh Mordekhai. Saudara-saudara, kalau Tuhan berbicara tentang hal ini terhadap anak-anak, bagaimanakah dengan kita sebagai anak-anak terhadap Bapa kita di Surga.
Beranikah kita untuk melawan apa yang Tuhan katakan kepada kita, beranikah kita untuk melawan Firman Allah yang diberikan kepada kita, beranikah kita mengolok kepada Tuhan, beranikah kita memberontak kepadaNya ? Ingat, hukuman akan datang, bila kita lakukan itu semua! Lebih baik kita taat, mematuhi dan tunduk kepada orang-tua. Tunduk kepada Firman Tuhan lebih baik daripada korban. Firman Allah yang Tuhan berikan kepada kita setiap hari, setiap waktu dan setiap minggu bilamana kita datang beribadah, mendengar Firman Tuhan; peliharalah itu, simpan dalam hatimu dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena pada waktunya kita akan melihat berkat daripada 't a a t' kepada Firman Tuhan. Taat kepada Tuhan lebih baik dari segala macam korban. Dalam kitab Yesaya 1:11-15 katakan : " Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak ?" firman TUHAN :"Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran ..........." - Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Mengapa TUHAN katakan demikian? Sebab sekalipun mereka membawa korban, mulut mereka penuh dengan pujian tetapi TIDAK ADA KASIH di dalam korban-korban yang mereka bawa. Tidak ada kasih yang ditujukan kepada orang-tua; tidak ada kasih yang ditujukan kepada Tuhan disaat mempersembahkan korban tersebut. Saudara-saudara, betapa pentingnya kita mentaati Firman Allah dan menghormati Tuhan yang memberikan Firman itu kepada kita masing-masing, sehingga Amsal 22:6 katakan: Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Jadi jelas disini bahwa a n a k, kepadanya diminta untuk tunduk kepada orang-tua. Apa yang orang-tua ajarkan, apalagi orang-tua kita dalam surga, Allah kita yang telah memberikan kepada kita, tanam itu Firman Tuhan dalam hati kita, pelihara itu baik-baik. Karena itulah yang membawa kesejahteraan bagi kita. Akan tetapi bagi mereka yang 't i d a k' mau menyimpan dan menjalankan Firman Tuhan maka penderitaan, sengsara bahkan kematian akan datang kepada mereka. Ada dua jalur yang harus diperhatikan yaitu: - Orangtua mempunyai kuwajiban untuk mendidik anak, dan apabila orangtua tahu bagaimana mendidik anak seperti yang Amsal 22:6 katakan menurut jalan yang patut baginya. Siapakah yang dimaksud dengan 'Jalan' yang patut baginya? Selain Yesus Kristus yang berkata: Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup....." Orangtua mempunyai kuwajiban untuk mendidik anak-anak dengan memberikan yang terbaik yaitu Yesus Kristus, jalan yang patut baginya. - Anak-anak tunduk dan menghormati orangtua maka kalau 'dua jalur' ini dilakukan maka sekali lagi Amsal 29:17 mengatakan : Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu, haleluyah... ...Inilah yang terjadi dengan Ester dan Mordekhai. Betapa senangnya mereka karena hidup menurut akan Firman Tuhan, sehingga sukacita menjadi bahagian dari hidup mereka. TIDAK ADA KEADILAN DI KERAJAAN AHASYWEROS.Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu marah dan ingin membunuh raja (Ester 2:21). Mungkin saja ke dua orang ini saling bertanya-tanya dengan seringnya mereka melihat Mordekhai yang duduk di pintu gerbang itu.
Sehingga mereka merencanakan 'kudeta' istilah sekarang. Secara akal sehat mana mungkin hal ini bisa dilakukan oleh seorang yang mempunyai jabatan hanya sebagai penjaga pintu,....? Tapi kemarahan itulah yang membuat mereka berikhtiar untuk melakukan pembunuhan terhadap raja Ahasyweros. Coba bayangkan saudara-saudara, penjaga pintu mau menggeser kedudukan raja, ini kan aneh. Tapi rupanya hal itu di RENCANAKAN oleh mereka hanya karena marah. Itu sebabnya saudara-saudara, hati-hati kalau marah ! Alkitab ajarkan pada kita jangan CEPAT MARAH !. Alkitab tidak berkata bahwa tidak boleh marah, tapi hendaknya LAMBAT UNTUK MARAH - Yakobus 1:19-20. Niat jahat dari kedua orang penjaga pintu ini diketahui oleh Mordekhai. Mordekhai mempunyai data-data yang akurat dari rencana jahat tersebut, tapi ia tidak bisa langsung menghadap raja untuk memberitahukan hal ini. Sebab untuk menghadap raja ada peraturannya, ada birokrasi yang harus dijalankan. Oleh sebab itu Mordekhai memakai 'jalur' khusus yaitu melalui Ester yang adalah istri dari raja Ahasyweros. Rupanya Mordekhai mengerti betul bagaimana dekatnya hubungan 'suami-istri' itu. Dan jalur ini memang tepat sebab peraturannya kalau raja tidak mengangkat 'tongkat'nya lebih dahulu sebagai isyarat, dan Mordekhai tiba-tiba menghadap raja, maka bisa jadi Mordekhai akan dihukum. Begitu Ester tahu rencana ini maka Esterpun meneruskannya kepada raja atas nama Mordekhai. Kemudian perkara itu diperiksa di pengadilan dan ternyata benar, maka kedua orang itu disulakan pada tiang gantungan. Mordekhai sangat berjasa kepada raja. Dari kisah ini, siapakah yang menjadi pahlawan bagi raja Ahasyweros? M o r d e k h a i ! Sebab Mordekhai itulah yang pertama kali mengetahui niat jahat kedua orang penjaga pintu tersebut. Kalau tidak, Ahasyweros mati. Yang menyelamatkan nyawa Ahasyweros dari rencana pembunuhan tersebut adalah Mordekhai. Sekarang, coba saudara perhatikan apa yang terjadi dalam dunia ini. Apa yang DULU pernah terjadi, SEKARANG pun bisa terjadi. Mordekhai, seorang yang sangat berjasa terhadap raja, seorang yang telah menyelamatkan raja dari kematian, ternyata hanya menjadi orang biasa-biasa saja di kalangan istana raja.
Justru HAMAN, orang Agag yang diberikan kekuasaan yang paling tinggi oleh Ahasyweros. Alkitab menulis bahwa orang Agag adalah seteru orang Yahudi - Ester 3:10. Yang menyelamatkan orang Yahudi, yang ditinggikan musuhnya orang Yahudi. Ironis sekali, bukan...? Bagaimanakah perasaan daripada Mordekhai ini...? Bagaimana kalau saudara yang mengalami hal yang sama ? Mordekhai yang telah menyelamatkan raja, sekarang justru raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu. Bukan hanya itu saja, Haman mendapat rekomendasi dari raja bahwa semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman. Haman mimpi apa ya, dapat kemuliaan sedemikian rupa, sebab 'jasa' pun tidak pernah dia lakukan bagi raja, tapi sekarang kita membaca Haman mendapat kemuliaan yang begitu rupa dari raja - Ester 3:2. Mordekhai 't i d a k' mau sujud kepada Haman. Sebab dia ingat sejarah bahwa pada waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, terjadi peperangan di antara bangsa Israel melawan bangsa Agag. Saudara-saudara, Mordekhai, seseorang yang berjasa diabaikan, tidak mendapat kehormatan; Haman yang tidak pernah melakukan sesuatu untuk raja yang juga musuh dari bangsa Yahudi, malah dimuliakan. Pertanyaannya adalah: Dimana ada keadilan dalam dunia ini??? CONTOH KETIDAK ADILAN DALAM KELUARGA:- Anak yang terhilang - Lukas 15:11-32Ada seorang ayah yang sangat kaya dan mempunyai dua orang anak. Pada suatu hari datanglah si bungsu kepada ayahnya dan berkata: "Bapa, berikanlah kepadaku bahagian harta milik kita yang menjadi hak ku". Bapanya belum tua, bapa belum mati, masih hidup; si anak bungsu sudah minta hartanya, bagian pusakanya. Biasanya kalau bapa sudah mati, baru harta itu dibagi kepada anak-anak, tetapi si bungsu ini tidak sabar dia minta dan bapa memberikan apa yang menjadi haknya si bungsu. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh.
Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup ber foya-foya. Saudara tentu kenal ceritanya bukan, bagaimana akhirnya dan apa yang dialami oleh anak yang hilang ini. Setelah hartanya habis, akhirnya dia mulai melarat, lalu ia pergi dan bekerja sebagai penjaga babi pada seorang majikan di negeri itu. Begitu lapar ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya, sampai satu saat anak ini sadar dan berkata : Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa. Mengapa dia katakan demikian, sebab dia ingat Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Begitu si bungsu pulang, disambut oleh bapanya bahkan dibuatlah pesta yang sangat meriah untuk menyambut kedatangannya. Kepadanya diberikan jubah yang terbaik, diberi cincin pada jarinya tanda kasih dan sepatu pada kakinya. Sementara itu anak yang sulung sedang bekerja menjaga harta kekayaan bapanya, ia sangat setia kepada bapanya. Sore hari begitu ia pulang ke rumah ia melihat ada pesta yang sangat meriah, lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu : Adikmu telah pulang dan ayahmu membuat pesta besar-besaran dan juga kepada adikmu diberikan pakaian yang indah, potong anak kambing dan sebagainya.
Timbullah rasa iri dalam hati si sulung, bahkan marah dan tidak mau masuk rumah. Ia berkata: Telah bertahun tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku (makan sate kambingpun ia belum pernah, makan soup kambing pun ia belum pernah rasakan selama ia membantu sang bapa) disinilah timbul rasa ketidak adilan dalam rumah tangga, tidak ada keadilan dari bapa kepada anak, sehingga ia melawan kepada bapanya dan berkata : Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Hatinya mulai terusik oleh ketidak adilan bapanya. Di dunia ini, dimana ada keadilan itu?, dalam rumah tangga sekalipun. Bagaimana orangtua memperlakukan seorang anak terhadap anak yang lain, menimbulkan perasaan tidak adanya keadilan. Di dalam dunia ini, di segala bidang, dimanakah keadilan itu. Kalau dulu kita sering mendengar adil & makmur, dimanakah sebetulnya keadilan itu?? Seringkali kita mendengar suara, teriakan akan ketidak adilan itu, janganlah berbicara darihal kasus yang besar besar, janganlah kita berbicara soal politik; dalam rumah tangga-rumah tangga seringkali tidak mempunyai keadilan. Hubungan antara suami-istri, seringkali tidak ada keadilan, antara orangtua dan anak-anak tidak ada keadilan. Antara kakak dan adik seringkali tidak ada keadilan.
Perlu ada keadilan saudara-saudara, kalau kita mau mempunyai hidup yang berarti. Siapakah yang adil itu? Hanya TUHAN lah yang ADIL, hanya TUHAN lah yang pegang KEADILAN - 2 Tesalonika 1:3-8.
Perlunya keadilan dalam :
1. KEADILAN DALAM RUMAH TANGGA.
a) Hubungan antara suami-istri - 1 Kor 7:4-5- Kol 3: 18-19
b) Hubungan antara orangtua - anak.- 1 Timotius 3:4 -> Kalau ada keadilan antara orangtua dan anak, maka anak-anak t i d a k akan berkeberatan untuk menghormati orang tua. - Efesus 6:4 -> Kalau anak melihat t i d a k ada keadilan dalam diri bapa, maka anak-anak akan bangkit amarahnya. Kalau sudah demikian jangan salahkan anak-anak, tetapi bapa perlu mengoreksi diri.
Hubungan dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat penting, karena Allah kita adalah Allah yang mempunyai dasar kekeluargaan; sehingga Allah yang Tritunggal itu disebut: Bapa, Anak dan Roh. Ketiganya itu ESA adanya dan ada hubungan kekeluargaan. Sebab itu Allah senang sekali kalau dalam keluarga kitapun ada kekeluargaan. Allah mau supaya dalam keluarga ada kedamaian ada kesejahteraan.
Hubungan antara suami-istri, hubungan antara orangtua - anak, juga hubungan antara anak -anak.
c) Hubungan antara anak - anak.- Kejadian 4:9-10 -> Kain & Habel adalah dua orang yang pertama dilahirkan dalam dunia. Adam & Hawa TIDAK dilahirkan, melainkan DICIPTAKAN oleh Allah.
Tetapi anak-anak, Kain & Habel adalah anak-anak yang dilahirkan oleh orangtua. Pada suatu waktu keduanya membawa korban, bagaimana mereka tahu membawa korban? Tentu hal itu diajarkan oleh orangtua. Seringkali anak belajar dari orangtua, apa yang orangtua lakukan, anak juga lakukan. Dan memang membawa korban adalah sesuatu yang baik.Darihal korban ini, ternyata korban Habel di terima oleh TUHAN sedang korban Kain tidak. Hal ini menyulut Kain untuk membunuh Habel, adiknya.
Lalu TUHAN berfirman kepada Kain: "Dimana Habel, adikmu itu?" TUHAN bertanya kepada Kain, seolah-olah TUHAN ingin bertanya dari hal keberadaan adiknya itu. Sebenarnya Kain tahu, demikian juga dengan TUHAN. Tetapi TUHAN masih bertanya kepada Kain. Alkitab menulis, Kain menjawab: "Aku tidak tahu ! Apakah aku penjaga adikku?" Ini suara dari seorang kakak yang tidak benar, saudara-saudara.
Seorang kakak sepatutnya menjaga adik-adiknya, memperhatikan keberadaan adiknya. Jangan seperti dalam "Perumpaan anak yang hilang" tadi. Betapa celakanya, kalau ada keluarga yang didalamnya terjadi ketidak cocokan antara adik dan kakak. Si kakak berkata bahwa adiknya telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama sama dengan pelacur pelacur..... .Darimana ia tahu bahwa adiknya bersama sama dengan pelacur pelacur ? Alkitab hanya menulis adiknya hidup ber foya-foya itu benar, tapi tidak tertulis bahwa dia hidup dengan para pelacur; tapi sekarang tiba tiba ada tuduhan/fitnah yang tidak benar; (kalaupun ya, benar juga barangkali saya tidak tahu, sebab tidak tertulis).
Tetapi tuduhan bahwa ia bersama dengan pelacur-pelacur itu adalah suatu fitnah yang sangat keras. Karena kita tahu bahwa perbuatan dengan pelacur pelacur..... adalah perbuatan yang paling kotor, bukan? Ini menunjukkan tidak adanya persatuan antara adik-kakak, tidak ada persatuan yang baik diantara mereka.Betapa bahagianya kalau rumah tangga kita, hubungan antara suami istri ada baik-baik, hubungan antara orangtua dan anak-anak ada baik-baik, hubungan sesama anak ada baik-baik, haleluyah.Kehidupan berumah tangga adalah suatu hal yang sangat berkenan kepada Tuhan.
Menjadi hamba Tuhan, keluarga tidak baik OUT. Alkitab ajarkan, untuk menjadi hamba Tuhan syaratnya rumah tangga harus baik, kalau tidak, ada hukumannya. Semua sudah diatur oleh TUHAN tentang bagaimana orang harus menjaga rumah tangganya.
2. KEADILAN DALAM MASYARAKAT - Amsal 29:7.
Disamping kita hidup berkeluarga secara individual, kitapun juga harus hidup bermasyarakat.- Bela hak orang lemah : Amsal 29:14.
Seseorang yang duduk di pemerintahan dan tahu memperhatikan hak-hak orang yang lemah maka tahtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya.- Bela anak yatim, orang yang hidupnya berkekurangan dan sengsara : Mazmur 82:3. Mengajarkan kepada kita bagaimana kita hidup bermasyarakat.
Saat ini dunia sedang mencari keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Firman Tuhan ajarkan agar kita membela orang yang lemah dan kepada anak yatim - Bela orang yang ditindas : Amsal 31:8-9. Semua orang mempunyai hak, sebab itu sekarang banyak tumbuh Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) yang mengurus tentang hak hak manusia.
Dunia mulai sadar akan perlunya keadilan dalam hidup bermasyarakat. Alkitab, sudah mengajar dan tentukan tentang hak asazi manusia (H.A.M) dari dahulu. Karena tidak adanya keadilan, maka dunia tidak ada kedamaian.
3. KEADILAN DALAM BERBISNIS - Kolose 4:1.-
Majikan dan bawahan - Kolose 4:1. Saudara-saudara kaum pengusaha, ketahuilah bahwa kita mempunyai majikan yang besar di surga, berhati hatilah didalam memperlakukan karyawan-karyawan saudara, bawahan-bawahan saudara, staff saudara di kantor karena diatas saudara masih ada BOSS yang lebih besar.
MAJIKAN BESAR kita di surga memantau saudara di dalam memperlakukan bawahan saudara. Hati-hati lah sebab ada harinya TUHAN akan mengadakan pembalasan bagi saudara.- Ukuran yang betul - Imamat 19:35-36. Ukuran yang betul, sukatan yang betul dan timbangan yang betul harus kamu pakai, sebab TUHAN sudah ingatkan bahwa Akulah TUHAN, Allahmu yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir.
Ada banyak hal yang kita lakukan dengan tidak jujur. Kalau saudara mau hidup damai, pakailah ukuran yang tepat. Kalau saudara melakukan hal yang curang, maka itu adalah kekejian bagi TUHAN. Akibatnya tidak akan masuk surga, sebab hanya mereka yang kudus yang akan masuk surga - Ulangan 25:15-16. Sebab itu perhatikan cara saudara berbisnis.
4. KEADILAN DALAM KALANGAN ORANG BERIMAN - Amos 5:21-24.
".......Aku tidak senang kepada perkumpulan r a y a mu" - ayat inilah barangkali yang sekarang dipakai sebagai istilah untuk 'ibadah raya'; lagi firmanNya: "Aku tidak suka, apabila kamu mempersembahkan korban-korban bakaran dan korban-korban sajian yang berupa ternak yang tambun. "Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu , lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
Kenapa TUHAN tidak berkenan dengan itu semua ? Karena dalam ibadah kita ada kecurangan, TIDAK ADA KEADILAN diantara sesama kita. Mordekhai telah berhasil membongkar rahasia 'rencana' pembunuhan terhadap raja, dan kita tahu di dunia ini kalau pembunuhan yang terencanakan, maka hukumannya itu akan jauh lebih berat yaitu mati. Mordekhai seorang yang berjasa, seorang yang telah berhasil menyelamatkan raja, tetapi tidak dihormati.
Sedang Haman yang tidak melakukan sesuatu dimuliakan luarbiasa, semua harus sujud kepadanya. Setelah Haman tahu bahwa Mordekhai ini adalah orang Yahudi dan bahwa Ester juga adalah orang Yahudi; maka berpikirlah Haman bahwa dirinya sekarang sudah mempunyai kekuasaan penuh dan cincin kekuasaan dari Ahasyweros pun sudah di tangan.
Maka pikirnya, inilah saatnya untuk menghapuskan orang Yahudi dari muka bumi; sebab Haman mengetahui bahwa bangsa Yahudi merupakan 'musuh bebuyutan' bagi bangsa Agag. Alkitab juga menulis bahwa kerajaan Ahasyweros ini sangat luas sekali yaitu dari India sampai Ethiopia. Saudara-saudara, saya bayangkan kalau seandainya hal itu terjadi pada waktu itu, maka hari ini tidak ada lagi bangsa Yahudi di muka bumi ini. Tapi TUHANlah yang membela. Dari kisah ini, kita tahu bahwa TIDAK ADA KEADILAN di dunia ini.
Haman berharap bahwa Mordekhai digantung diatas tiang gantungan yang sudah dipersiapkan oleh Haman. Namun, kenyataan yang alkitab katakan adalah Haman lah yang digantung diatas tiang gantungan yang dipersiapkan sendiri olehnya. Halleluyah.. ...Kalau dunia tidak ada keadilan, maka TUHAN adalah ADIL adanya.Sebab itu saudara-saudara jagalah dan berusahalah agar dalam rumah tangga saudara ada keadilan, dalam hubungan suami istri ada keadilan; dalam hubungan antara kakak beradik ada keadilan; dalam bermasyarakat carilah keadilan; juga berbisnis dan berjemaat, maka TUHAN yang ADIL akan memberkati saudara sekalian.
Untuk mempunyai hidup yang kekal perlu KEADILAN dalam :
1. RUMAH TANGGA
2. BERMASYARAKAT
3. BERBISNIS
4. KALANGAN ORANG BERIMAN
Tuhan memberkati. Haleluyah.