Tuesday, May 19, 2009

Menunjukkan Kepedulian Terhadap Orang Lain - Pdt. A. H. Mandey

Esther 2:10-11
Nama asli Ester adalah Hadasa. Artinya daun yang tetap hijau; permukaan daun yang terlihat mengkilap adalah lambang cinta. Jadi, Hadasa berarti 'cinta'. Ester berasal dari suku Benyamin. Suku Benyamin adalah suku yang cukup terpandang di kalangan orang Yahudi. Beberapa tokoh lain yang adalah keturunan suku ini adalah Saul, raja Israel yang pertama, dan juga Paulus, rasul yang sangat terkenal itu. Tetapi karena hidup di tanah pembuangan status orang Yahudi hanyalah budak belaka saja.
Ester bukan hanya dari kalangan budak saja tapi juga seorang anak yatim piatu yang sudah tidak memiliki orang tua lagi. Kerabat satu-satunya adalah Mordekhai yang kemudian menjadikan Ester sebagai anak angkatnya. Itu sebabnya ketika Ester terpilih menjadi salah satu calon permaisuri, Mordekhai melarang dia menceritakan asal usulnya.Berbicara tentang anak yatim piatu adalah berbicara tentang diri kita. Miskin dan sendirian penuh dengan penderitaan dan kesakitan itulah sesungguhnya keadaan kita kendati kita sudah menerima karunia buah sulung roh. Dalam keadaan yang seperti itu kita menanti-nantikan tiba saatnya pengangkatan sebagai anak (Roma 8:22-23).
Melalui kelahiran baru kita memperoleh kuasa menjadi anak-anak Allah.Ketika Ester sudah berada di balai perempuan, setiap hari Mordekhai berjalan-jalan di depan pelataran balai perempuan untuk mengetahui keadaan Ester dan apa yang terjadi padanya. Perhatian Mordekhai sebagai seorang bapa angkat kepada anaknya adalah seperti perhatian Tuhan yang menjadi bapa angkat kita. Setiap hari Ia memperhatikan dan selalu peduli pada keadaan kita. Tak pernah ada waktu yang terlewatkan tanpa Ia memperhatikan bagaimana keadaan kita.Dalam Alkitab kita juga dapat melihat beberapa orang yang penuh perhatian kepada anaknya atau kepada orang lain.
Yakub adalah seorang bapa yang sangat memperhatikan anak-anaknya. Ketika sepuluh orang putranya pergi menggembala ke tempat yang jauh, maka ia mengirimkan Yusuf untuk pergi mencari tahu keadaan saudara-saudaranya (Kejadian 37:12-14). Demikian juga halnya dengan Daud. Meski Absalom, anaknya, telah berbuat yang jahat, tapi sebagai ayah ia tetap merindukan dia (2 Samuel 13:37-39, 14:1). Dalam Perjanjian Baru kita mengenal perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati yang menunjukkan kepedulian terhadap orang yang terluka karena dirampok ( Lukas 10:30-37 ). Orang Samaria itu tidak hanya membalut luka-luka si korban, tapi juga membawanya ke tempat yang layak dan meninggalkan uang untuk pengobatannya. Semua sifat dari tokoh-tokoh di atas ada dalam diri Yesus. Ia adalah Bapa yang sangat memperhatikan anak-anakNya. Ia juga adalah orang Samariayang baik hati itu.Dalam diri jemaat Filipi ada perbuatan baik yang mereka lakukan bagi Paulus yaitu turut ambil bagian dalam kesusahan Paulus; mereka sering sekali mengirimkan bantuan bagi Paulus yang sedang di penjara.
Karena itu Paulus juga selalu memikirkan mereka. Dan karena itu pula ia ingin sekali segera mengirimkan Timotius kepada mereka untuk mengetahui keadaan mereka supaya hatinya menjadi tenang mendengar kabar mereka (Filipi 2:19-20). Timotius diutus karena ia sehati dan sepikir dengan dia dan sungguh-sungguh juga memperhatikan keadaan jemaat Filipi.Sebagai orang percaya kita harus peduli terhadap orang lain. Itu menjadi tanggung jawab kita. Tuhan peduli kepada Adam dan Hawa karena itu Ia membuat taman Eden bagi mereka. Tapi mereka punya tanggung jawab untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (Kerjadian 2:15-16). Hidup yang tidak peduli pada orang lain adalah hidup yang tidak adil. Hidup manusia itu seperti sebuah bejana yang diisi oleh air atau anggur. Jika isi bejana atau tempayan itu tidak pernah dituangkan, maka ia menjadi seperti Moab yang tinggal tenang di atas endapannya (Yeremia 48:10-11). Karena tidak pernah digoyangkan, maka isinya menjadi kotoran.Mordekhai adalah gambaran dari Roh Kudus yang adalah Penolong kita. Roh Kudus menolong kita mempersiapkan diri untuk menjadi ratu dari Raja Kristus.
Setelah menerima kepenuhan Roh Kudus, kita punya tanggung jawab untuk peduli terhadap orang lain. Setelah menjadi ratu, Ester menunjukkan tanggung jawabnya dengan berjuang untuk menyelamatkan bangsanya. Kita diselamatkan karena kasih karunia (Efesus 2:8-10). Kita dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan yang baik yang telah disiapkan jauh sebelumnya, yaitu melalui keselamatan itu kita dapat mencerminkan kasih Tuhan kepada orang lain.
Tuhan memberkati.

0 ulasan: