Sunday, May 24, 2009

Kasih Dan Kerendahan Hati - Pdt. Hanny Suwu

Ayat Pokok : Mat. 8:5-13
Di dalam Alkitab ada satu cerita tentang seorang perwira Romawi yang minta pertolongan kepada Yesus dengan cara yang unik. Ia meminta Yesus menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Ketika Yesus menyanggupi akan datang ke tempatnya, perwira ini mengatakan bahwa tidak perlu bagi Yesus untuk melakukan hal itu. Cukup katakan saja sepatah kata, maka perwira ini yakin hambanya akan sembuh. Perwira ini punya Iman yang sangat kuat bahwa perkataan Yesus yang diucapkan dari jauh berkuasa mengusir penyakit dan menyembuhkan hambanya seperti ia menyuruh para bawahannya untuk datang dan pergi.
Yesus sendiri mengakui betapa luar biasanya Iman perwira ini. Umumnya kita mengeluarkan begitu banyak kata-kata agar disembuhkan dan ditolong oleh Tuhan, tapi tidak mendapat jawaban. Sedangkan bagi perwira ini Yesus hanya mengucapkan satu patah kata maka terjadi mujizat. Mengapa demikian ? Karena permintaan perwira ini dilandasi oleh kasih yang tulus kepada orang lain yang sebenarnya hanyalah seorang hamba saja. Karena ketulusan hati dalam menyatakan kasih itulah, dan ia tidak memperdulikan status atau derajat orang yang hendak ia beri pertolongan. Bagi dia siapapun harus ditolong.
Bagi orang Yahudi, perwira ini adalah orang kafir, karena bukan keturunan Yahudi. Seharusnya dia tidak berhak menerima pertolongan karena kekafirannya. Tapi, orang-orang Yahudi mengatakan kepada Yesus bahwa perwira ini layak ditolong karena ia sering memberi pertolongan pada mereka dan pada rumah-rumah ibadah mereka. Firman Tuhan mengajarkan bahwa segala jerih payah yang kita lakukan sama sekali tidak sia-sia. - 1 Kor.15:58
Hal lain yang membuat orang non-Yahudi ini menerima pertolongan yang luar biasa dari Tuhan adalah sikap kerendahan hati yang ditunjukkan oleh perwira ini. Perwira ini menyadari dan mengakui Kuasa Yesus yang luar biasa. Karena itu ia merasa tidak berlayak dihadapan Yesus. Itu sebabnya pula, ia minta Yesus cukup mengucapkan satu patah kata saja, karena ia yakin satu patah kata itu berkuasa. Ia berserah sepenuhnya pada kuasa perkataan Yesus yang mampu menghidupkan.
Seringkali kita tidak memperoleh jawaban atas permohonan dan permintaan kita karena tidak ada sikap rendah hati di hadapan Yesus dan tidak ada penyerahan yang sepenuhnya kepada kuasa Yesus. Padahal Tuhan sudah berjanji bahwa IA tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kehidupan orang-orang yang selalu berharap dan percaya kepadaNya - Ibr. 13:5. Kebenaran Firman Allah memang seringkali tidak dapat diterima secara logika. Tapi Firman Allah dapat dimengerti oleh hati yang telah disucikan dan dikuduskan. Jika kita menyakini kuasa Tuhan dengan hati yang telah dikuduskan, maka kita akan melihat bagaimana keyakinan kita Tuhan nyatakan dan pertolongan pun kita terima tepat pada waktunya. Halleluyah !
Kuasa Tuhan tidak pernah berubah! Jika Ia menolong yang lain, pasti Ia juga mau menolong saudara dan saya. Bila masih ada hal yang kita gumuli dan masih meminta jawaban dari Tuhan, periksalah hidup kita. Adakah di dalamnya kasih yang tulus kepada orang lain, dan kerendahan hati untuk meminta pertolongan dari Yesus seperti yang dimiliki oleh perwira tadi ?Jika itu ada, maka yakinlah pertolongan yang heran sudah ada dihadapan kita. Yang menggerakkan hati Yesus untuk menolong perwira itu adalah pendiriannya, bahwa pertolongan dan keselamatan harus menjadi bagian semua orang, tidak perduli siapapun dia. Iman yang kita miliki harus terus berkumandang dan didengar oleh semua orang supaya mereka melihat kebenaran Firman Allah dan KuasaNya yang luar biasa dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati.

0 ulasan: